Alam Takambang Jadi Guru

Mari berguru pada alam yang terhampar…


2 Komentar

Fatamorgana

 

File:Fata Morgana Prague Heliamphora sp.jpg
kemanakah bisa menepi ke sepi tersunyi agar tak riuh kau debar
di sukmaku?
dimanakah riuh gemuruh jiwa nelangsa mendamba sua
sedang kau fatamorgana?
kemana bisa kupendam redam gejolak batin
meredakan ingin

Oh Maha Cinta
biarkan kuremukĀ  terkapar di sajadah penghambaan
sebab tak mampu kucerna Jalan Cinta
biar kunikmati perih luka
guratgurat perjalanan
kerikil tajam, sembilu mengilu
pasrah menyerah, biarlah kalah
asal Engkau ridha kan cahaya
menuntun gelap jalanku.

Soliloquy,

Darussalam, 22 June 2018

:PS

Photo credit:


Tinggalkan komentar

Pelukan

Pelukan.
Ini tulisan yang lama ada di benak baru sempat ditulis. Yang membuat risau setiap berjauhan dengan kekasih-kekasih tercinta, merindu pelukan mereka, terutama si kecil yang tak disadari sudah besar sekarang. Namun masih saja kalau jauh rasanya ada yang hilang setiap mau tidur tidak memeluk gadis kecilku.

Pelukan juga yang membuat aku gamang gak berani mengajukan beasiswa dulu untuk melanjutkan kuliah. Nggak sanggup ninggalin anak tertuaku yang waktu itu masih balita. Apalagi sampai jauh keluar negeri, ih kejam banget rasanya.

Sehubungan anak, aku Ibu yang cengeng yang nggak sanggup berpisah lama-lama dengan anak. Pertama nyoba ninggalan anak waktu kerja Banda-Aceh Medan, malam mewek diam-diam sendiri di kantor.. hehe…Kemudian waktu pekerjaan mengharuskan aku ke lapangan bisa sampai 2 minggu, aku bawa si bungsuku yang waktu itu masih sekitar 5 bulan, sekalian sama Kakak yang mengasuhnya, alhamdulillah istri teman yang baik hati belum punya momongan waktu itu…Indah juga kenangannya ada drama-dramanya waktu my baby digigit pacet dan agas di camp tercinta di pinggir Taman Nasional Gunung Leuser…cemen bener memang aku sebagai Ibu, nangis lagi diam-diam, padahal ya biasa saja, kalau ngaku pencinta alam ya digigit pacet hal kecil hehe… Temanku malah bawa bayinya 5 bulan masuk hutan. Si kecil mah happy banget bisa mandi-mandi dan main dengan gajah di Hidden Paradise, Tangkahan.

Bagaimanapun, hidup adalah pilihan-pilihan kita, ada Ibu yang sukses dengan karirnya tapi tetap sukses menjadi Ibu yang baik bagi anak-anaknya, istri yang baik bagi suaminya. Ada yang memilih jadi full time mother, juga ok ok saja, asal dilakukan dengan ikhlas, happy…tak ada yang lebih mulia, nilai kesuksesan disisi Allah hanya yang bertakwa, bukan seberapa tinggi jabatan kamu, seberapa hebat kamu di mata manusia. Aku sendiri dari kecil selalu memilih melakukan apa yang aku sukai saja, mengikuti kata hati, dan menyandarkan padaNya, Allah Maha Cinta, agar menuntunku. Tak peduli kalau orang lain menganggap pilihan-pilihanku tidak keren.

Jadi apa hubungan dengan pelukan? Ya itu…pilihlah apa yang hendak engkau peluk, jangan lepaskan dalam hati, sebab secara fisik kita bisa berjauhan, hati tak henti memeluk. Apakah itu kekasih-kekasih, mimpi-mimpi, cita-cita, dsb.

Bagilah pelukan dengan sesama manusia, makhluk Allah yang lainnya, menyayangi, memperhatikan, berempati, bersimpati. Jangan khawatir kalau masih sendiri, di sekeliling banyak anak-anak yatim, orang miskin, dll yang butuh pelukanmu… Bahkan kucing liar yang korengan kelaparan, burung-burung yang kehausan di musim kemarau, dsb.

Nah khusus bagi jomblo galau, banyak yang bisa di peluk di mana saja, bergeraklah…tangkap hehe…tangkap peluang gitu, yang bingung nggak tau mo ngapain duh bego amat siih, aku aja kepingin ini itu gak sempat-sempat, lakukanlah hobi, traveling asik tuh, motret kek, manjat-manjat dinding kek, bantu-bantu organisasi kemanusiaan, lingkungan…so much to do guys..aku aja gemes pengen ikut-ikut lagi di NGO sebagai relawan, namun belum bisa…ajak dong šŸ˜Š

Peluklah cita-cita, raih dengan cinta. Ikuti kata hati, jiwa, ruh yang terhubung denganNya, bukan dengan syaiton hehe…

Peluklah pohon-pohon, bunga-bunga, sirami dengan cinta…boleh juga sambil nyanyi, nari kayak film India…haaa….
Memeluk, membahagiakanmu, asal….jangan memeluk pasangan orang lain, boleh si dicoba asal berani menanggung resikonya…

PondokCinta Darussalam, 20 Desember 2017
*Berakhir dengan beat ā€œKekasih yang tak dianggapā€ di lappie,…di luar gerimis mulai berhenti, aroma usai hujan yang kusukai…rindu aroma alam
Membiasakan lagi menulis, for love, for detox
12.20

 

 

 

 

 


Tinggalkan komentar

Senyap

Senyap

Masih sesak rasa, pekat damba
kubawa ke gelap, senyap
di jalan ini lindap, redup

Merambat kelam
biarlah tenggelam
dalam sepi tersunyi
kudus, suci

Kubiarkan nada-nadamu di kepala, menjalari sukma
nikmati perihnya renjana
dideramu, rindu

Bukankah telah kupilih
jalan cahaya
meski luka-luka di batin, sesak jiwa
meredam inginku
asal Engkau ridha, kugapai inginMu
meraba-raba arahMu
jalan cintaMu, jalan cintaMu…Maha Kasih

Terangi kelam jalan yang
terhijab dosa-dosa
hasrat menyesat
rasa menggelora
padamlah
oleh cahaya

PondokCinta Darussalam, 14 Maret 2017