aku tertikam rindu
yang selalu menyerunyeru…
memanggil-manggil kalbu ke pukaunya
desau dedaun menghimbau ingin
bernyanyi bersama angin
gemericik air dan tarian kupukupu
seperti ia perjalanan menuju tebing…
meliukliuk, mengitari asmara rantingranting
terserap pesona ketinggian
berpacu dilumat adrenalin
terengah mengeja jarak pendakian,
lelah yang indah
bergelora mencumbu gairah alam
tenggelam
dalam lembut kidung serangga
melantunkan harmoni rimba
alangkah indahnya ia
seperti ayunan awanawan yang gelisah
merindui lumutlumut, menanti angin…
mencumbui kepak semua sayap
membiar saja asmara dalam tumpukan daun
menggelepar sesuka bahagia, cinta
engkau yang ku tunggu,
helaanmu itu aliran sungaisungai
selayak ia perawan yang gemulai
menarinari, berdendang bukitbukit
mengitari pohonpohon
bukankah itu, indah?
sepi, sunyi
itu tidak kawatir
sebab kita ialah jiwa
kita menjadi sukma bersama
pada tanahmu, pada semilir milikmu
pada aku, pada engkau
dan padamu, rimba
rinduku ruah
tumpah menjelma cinta
pada gemulai liana memeluk pepohon
pada sulur-sulur yang mencari matahari…
pada kecipak alur mengaliri sungai
pada segala pesona tersimpan di jantungmu
aku padu!
RuangBiru + *dimana Mas Tato?*, 5 Februari 2010
Catatan:
Puisi ini tercipta kemarin spontan waktu komen di facebook-nya Mas Tato pada sajak: kutaburi cinta dan asmara di kotamu yang murung ~ tato a.setyawan, Sang Pujangga itu. Bergantian kita berdua menulis bait-bait di atas.
Begitulah berteman dengan penyair awak tertular juga. Jadilah kolaborasi penyair ecek-ecek Meiy Piliang and Mas Tato penyair beneran mencipta sajak ini. Semoga rancak dibaca sanak…
Maret 6, 2010 pukul 5:30 am
Wowwww indahnyaaaa…!
Maret 8, 2010 pukul 12:29 am
🙂
Maret 6, 2010 pukul 5:38 am
dan sebuah cium pada tebing, dengan kabutnya yang basah..
[maksaaaa..! pengen ikutan 😛 ]
Maret 6, 2010 pukul 5:39 am
aku suka puisi diatas, ditulis oleh dua orang yang punya keindahan jiwa.
Maret 6, 2010 pukul 5:40 am
Meiy, ada yg salah di namaku.. aku salah ketik kelebihan huruf n 😀
Maret 6, 2010 pukul 6:35 am
n9ekek baca komen bundo yan9 ini 😆
makanya buund,seman9aaad ban9eed seeh 😀
tapi lucu ju9a,nakjaDimanden qiqiqiiq
*kabuurrrrrrrr
Maret 6, 2010 pukul 6:53 am
dan aku datan9..
mencuba memenuhi rindu dan cintaku disini
yan9 belum tersampaikan ju9a
untuk bertemu den9anmu..
tapi aromamu selalu tercium wan9i..
menambah buluh rinduku san9ad..
pada tebin9 yan9 menjulan9
tahukah kamu
bahwa diruas ruasmu tersimpan jejak rinduku
pada sun9ai..
pada lumut
pada rantin9
pada smua isi rimba
takkah kau den9ar jeritan rinduku?
*ini puisi n9aran9 bebas versi sihutan,nda ba9us ba9us amat eman9,baru tercipta sambil baca dan liat picknya :D*
maaf yah unie malah bikin jelek hehe..
welkambek unie,..^^
Maret 7, 2010 pukul 6:09 am
Lamo indak kamari. Maliek foto theme blog uni ingek awak akan kampuang. Manggalitik mato manarawang kampuang halaman, sakurangnyo rindu sawah jo ladang saketek terobati. Oh, ya komentar soal puisi : mantap.
Ambo tautkan kini blog uni ko di link blog ambo, supayo labiah acok bakunjuang kasiko. Salam.
ALRIS
Maret 8, 2010 pukul 2:21 am
Puisinya rancak bana (bagus banget…) Salam kenal meily piliang, selain bangus ketertarikan saya juga karena saya satu suku ama meily …. salam rindu rimbaaa….
Maret 8, 2010 pukul 5:22 am
Ambo idak pandai baca syair… cuma pandai mandengar. itupun besar ngango daripada ngangak… 😆
Maret 8, 2010 pukul 9:49 am
hmm…
sulit menilai sebuah puisi panjang secara cepat
…
…
anyway,thanks dan salam kenal deh:)
Maret 8, 2010 pukul 3:34 pm
waduh kalau puisi aku nyerah deh…. lebih bisa baca bahasa pemrograman daripada puisi….
Maret 8, 2010 pukul 10:17 pm
ini kututitipkan puisi rindu
yang kemaren tersimpan dilaci
Maret 9, 2010 pukul 3:26 am
wow…seandainya dirimu co kayaknya banyak ce yang jatuh cinta deh..hihihihi..salam kenal yakk..